Assalamu’alaikum
Wr wb,
Selamat
berjumpa kembali....para pembaca.
Edisi
ini saya akan menyajikan materi sanlat, sehubungan saya mendapat kesempatan
menjadi pemateri dalam kegiatan ini. Memang sudah cukup lama saya tidak
terlibat dalam kegiatan seperti ini. Padahal dulu ketika masih aktif sebagai
pengurus DPD BKPRMI Kabupaten Cianjur, hari-hari di bulan Romadhon setiap tahun menjadi
kesibukan tersendiri yang cukup mengasyikan di Masjid Agung Cianjur.
Pembaca,
Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia yang disingkat BKPRMI merupakan
organisasi yang menyiapkan kader-kader pemimpin ummat. Kader-kader muslim dalam
dakwah dan kemasjidan di bumi Alloh
ini....Indonesia.
DPD
BKPRMI Kabupaten Cianjur, di bulan Ramadhan 1437 H ini menyelenggarakan
kegiatan Pesantren Kilat dengan nama Pesan Kirama yang diselenggarakan sejak 27
Juni 2016 hingga 02 Juli 2016. Kegiatan ini, meliputi 3
(tiga) jenjang yaitu untuk santri berasal dari SD/MI, SMP/MTs, dan SLTA dan
Umum. Salah satu materi yang disajikan di jenjang SLTA dan Umum sebagaimana
silabus yang ditetapkan yaitu :Kepemimpinan.
Saya
sajikan tulisan ini dengan copas dari berbagai sumber dan mengeditnya
disesuaikan dengan kebutuhan dan format yang diminta oleh panitia kegiatan.
Oke..Bismillahirrohmanirrohim....mari
kita mulai....!
II.
MATERI KEPEMIMPINAN
2.1.
PENGERTIAN PEMIMPIN DAN
KEPEMIMPINAN
Dalam bahasa Indonesia
"pemimpin" sering disebut penghulu, pemuka, pelopor, pembina,
panutan, pembimbing, pengurus, penggerak, ketua, kepala, penuntun, raja,
tua-tua, dan sebagainya. Sedangkan istilah Memimpin digunakan dalam konteks
hasil penggunaan peran seseorang berkaitan dengan kemampuannya mempengaruhi
orang lain dengan berbagai cara.
Istilah pemimpin, kepemimpinan, dan
memimpin pada mulanya berasal dari kata dasar yang
sama "pimpin". Namun demikian ketiganya digunakan dalam
konteks yang berbeda.
Pemimpin adalah suatu lakon/peran
dalam sistem tertentu; karenanya seseorang dalam peran formal belum tentu
memiliki ketrampilan kepemimpinan dan belum tentu mampu memimpin.
Istilah Kepemimpinan pada dasarnya
berhubungan dengan ketrampilan, kecakapan, dan tingkat pengaruh yang dimiliki
seseorang; oleh sebab itu kepemimpinan bisa dimiliki oleh orang yang bukan
"pemimpin".
Arti pemimpin adalah seorang pribadi
yang memiliki kecakapan dan kelebihan, khususnya kecakapan/ kelebihan di satu
bidang sehingga dia mampu mempengaruhi orang-orang lain untuk bersama-sama
melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi pencapaian satu atau beberapa
tujuan. Pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan -
khususnya kecakapan-kelebihan di satu bidang , sehingga dia mampu mempengaruhi
orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu untuk
pencapaian satu beberapa tujuan. (Kartini Kartono, 1994 : 181).
Pemimpin jika dialihbahasakan ke
bahasa Inggris menjadi "LEADER", yang mempunyai tugas untuk me-LEAD
anggota disekitarnya. Sedangkan makna LEAD adalah :
1.
Loyality, seorang
pemimpin harus mampu membangkitkan loyalitas rekan kerjanya dan memberikan
loyalitasnya dalam kebaikan.
2.
Educate, seorang
pemimpin mampu untuk mengedukasi rekan-rekannya dan mewariskan knowledge pada
rekan-rekannya.
3.
Advice, memberikan
saran dan nasehat dari permasalahan yang ada
4.
Discipline, memberikan
keteladanan dalam berdisiplin dan menegakkan kedisiplinan dalam setiap
aktivitasnya.
Tugas Pemimpin
Menurut James A.F Stonen, tugas
utama seorang pemimpin adalah:
1.
Pemimpin bekerja dengan orang lain : Seorang pemimpin bertanggung jawab
untuk bekerja dengan orang lain, salah satu dengan atasannya, staf, teman
sekerja atau atasan lain dalam organjsasi sebaik orang diluar organisasi.
2.
Pemimpin adalah tanggung jawab dan mempertanggungjawabkan
(akuntabilitas):Seorang pemimpin bertanggungjawab untuk menyusun tugas
menjalankan tugas, mengadakan evaluasi, untuk mencapai outcome yang terbaik.
Pemimpin bertanggung jawab untuk kesuksesan stafnya tanpa kegagalan.
3.
Pemimpin menyeimbangkan pencapaian tujuan dan prioritas : Proses
kepemimpinan dibatasi sumber, jadi pemimpin hanya dapat menyusun tugas dengan
mendahulukan prioritas. Dalam upaya pencapaian tujuan pemimpin harus dapat
mendelegasikan tugas-tugasnya kepada staf. Kemudian pemimpin harus dapat
mengatur waktu secara efektif,dan menyelesaikan masalah secara efektif.
4.
Pemimpin harus berpikir secara analitis dan konseptual : Seorang
pemimpin harus menjadi seorang pemikir yang analitis dan konseptual.
Selanjutnya dapat mengidentifikasi masalah dengan akurat. Pemimpin harus dapat
menguraikan seluruh pekerjaan menjadf lebih jelas dan kaitannya dengan
pekerjaan lain.
5.
Pemimpin adalah Manajer yaitu forcing
mediator : Konflik selalu terjadi pada setiap tim dan organisasi. Oleh
karena itu, pemimpin harus dapat menjadi seorang mediator (penengah).
6.
Pemimpin adalah politisi dan diplomat: Seorang pemimpin harus mampu
mengajak dan melakukan kompromi. Sebagai seorang diplomat, seorang pemimpin
harus dapat mewakili tim atau organisasinya.
7.
Pemimpin membuat keputusan yang sulit : Seorang pemimpin harus dapat
memecahkan masalah.
Kriteria Seorang Pemimpin
Pimpinan yang dapat dikatakan sebagai
pemimpin setidaknya memenuhi beberapa kriteria,yaitu :
1.
Pengaruh : Seorang pemimpin adalah seorang yang memiliki orang-orang
yang mendukungnya yang turut membesarkan nama sang pimpinan. Pengaruh ini
menjadikan sang pemimpin diikuti dan membuat orang lain tunduk pada apa yang
dikatakan sang pemimpin. John C. Maxwell, penulis buku-buku kepemimpinan pernah
berkata: Leadership is Influence (Kepemimpinan adalah soal pengaruh).
Mother Teresa dan Lady Diana adalah contoh kriteria seorang pemimpin yang punya
pengaruh.
2.
Kekuasaan/power : Seorang pemimpin umumnya diikuti oleh orang lain
karena dia memiliki kekuasaan/power yang membuat orang lain menghargai
keberadaannya. Tanpa kekuasaan atau kekuatan yang dimiliki sang pemimpin,
tentunya tidak ada orang yang mau menjadi pendukungnya. Kekuasaan/kekuatan yang
dimiliki sang pemimpin ini menjadikan orang lain akan tergantung pada apa yang
dimiliki sang pemimpin, tanpa itu mereka tidak dapat berbuat apa-apa. Hubungan
ini menjadikan hubungan yang bersifat simbiosis mutualisme, dimana kedua belah
pihak sama-sama saling diuntungkan.
3.
Wewenang : Wewenang di sini dapat diartikan sebagai hak yang diberikan
kepada pemimpin untuk menetapkan sebuah keputusan dalam melaksanakan suatu
hal/kebijakan. Wewenang di sini juga dapat dialihkan kepada bawahan oleh
pimpinan apabila sang pemimpin percaya bahwa bawahan tersebut mampu
melaksanakan tugas dan tanggung jawab dengan baik, sehingga bawahan diberi
kepercayaan untuk melaksanakan tanpa perlu campur tangan dari sang pemimpin.
4.
Pengikut : Seorang pemimpin yang memiliki pengaruh, kekuasaaan/power,
dan wewenang tidak dapat dikatakan sebagai pemimpin apabila dia tidak memiliki
pengikut yang berada di belakangnya yang memberi dukungan dan mengikuti apa
yang dikatakan sang pemimpin. Tanpa adanya pengikut maka pemimpin tidak akan
ada. Pemimpin dan pengikut adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan dan tidak
dapat berdiri sendiri.
Pemimpin Sejati
Empat Kriteria Pemimpin Sejati yaitu:
1.
Visioner: Punyai tujuan pasti dan jelas serta tahu kemana akan membawa
para pengikutnya. Tujuan Hidup Anda adalah Poros Hidup Anda. Andy Stanley dalam
bukunya Visioneering, melihat pemimpin yang punya visi dan arah yang jelas,
kemungkinan berhasil/sukses lebih besar daripada mereka yang hanya menjalankan
sebuah kepemimpinan.
2.
Sukses Bersama: Membawa sebanyak mungkin pengikutnya untuk sukses
bersamanya. Pemimpin sejati bukanlah mencari sukses atau keuntungan hanya bag)
dirinya sendiri,namun ia tidak kuatir dan takut serta malah terbuka untuk
mendorong orang-orang yang dipimpin bersama-sama dirinya meraih kesuksesan
bersama.
3.
Mau Terus Menerus Belajar dan Diajar (Teachable and Learn continuous):
Banyak hal yang harus dipela ari oleh seorang pemimpin jika ia mau terus
survive sebagai pemimpin dan dihargai oleh para pengikutnya. Punya hati yang
mau diajar baik oleh pemimpin lain ataupun bawahan dan belajar dari
pengalaman-diri dan orang-orang lain adalah penting bagi seorang Pemimpin.
Memperlengkapi diri dengan buku-buku bermutu dan bacaan/bahan yang positif juga
bergaul akrab dengan para Pemimpin akan mendorong Skill kepemimpinan akan
meningkat.
4.
Mempersiapkan Calon-calon Pemimpin Masa depan: Pemimpin Sejati bukanlah
orang yang hanya menikmati dan melaksanakan kepemimpinannya seorang diri bagi
generasi atau saat dia memimpin saja. Namun, lebih dari itu, dia adalah seorang
yang visioner yang mempersiapkan pemimpin berikutnya untuk regenerasi di masa
depan. Pemimpin yang mempersiapkan pemimpin berikutnya barulah dapat disebut
seorang Pemimpin Sejati. Di bidang apapun dalam berbagai aspek kehidupan ini,
seorang Pemimpin sejati pasti dikatakan Sukses jika ia mampu menelorkan para
pemimpin muda lainnya.
Persyaratan Pemimpin
Di dalam Islam seorang pemimpin
haruslah mempunyai sifat:
1.
SIDDIQ artinya jujur, benar, berintegritas tinggi dan terjaga dari kesalahan
2.
FATHONAH artinya cerdas, memiliki intelektualitas tinggi dan professional
3.
AMANAH artinya dapat dipercaya, memiliki legitimasi dan akuntabel
4.
TABLIGH artinya senantiasa menyammpaikan risalah kebenaran, tidak pernah menyembunyikan
apa yang wajib disampaikan, dan komunikatif.
Pengertian Kepemimpinan
Dalam suatu organisasi kepemimpinan
merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan pencapaian tujuan yang
telah ditetapkan oleh organisasi. Kepemimpinan merupakan titik sentral dan
penentu kebijakan dari kegiatan yang akan dilaksanakan dalam organisasi.
Kepemimpinan adalah aktivitas untuk mempengaruhi perilaku orang lain agar
supaya mereka mau diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu (Thoha, 1983:123).
Sedangkan menurut Robbins (2002:163) Kepemimpian adalah kemampuan untuk
mempengaruhi suatu kelompok untuk mencapai tujuan. Sedangkan menurut Ngalim
Purwanto (1991:26) Kepemimpinan adalah sekumpulan dari serangkaian kemampuan
dan sifat-sifat kepribadian, termasuk didalamnya kewibawaan untuk dijadikan
sebagai sarana dalam rangka meyakinkan yang dipimpinnya agar mereka mau dan
dapat melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya dengan rela, penuh
semangat, ada kegembiraan batin, serta merasa tidak terpaksa.
Dari pengertian diatas kepemimpinan
mengandung beberapa unsur pokok antara lain:
1)
Kepemimpinan melibatkan orang lain
dan adanya situasi kelompok atau organisasi tempat pemimpin dan anggotanya berinteraksi,
2)
Di dalam kepemimpinan terjadi pembagian
kekuasaan dan proses mempengaruhi bawahan oleh pemimpin, dan
3)
Adanya tujuan bersama yang harus
dicapai.
Dari uraian diatas dapat diambil
kesimpulan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi perilaku
seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu pada situasi
tertentu.
Beberapa pendapat ahli mengenai
Kepemimipinan :
1.
Menurut John Piffner, Kepemimpinan merupakan seni dalam mengkoordinasikan dan mengarahkan
individu atau kelompok untuk mencapai suatu tujuan yang dikehendaki (H. Abu Ahmadi, 1999:124-125)
2.
Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi, dalam situasi tertentu dan langsung
melalui proses komunikasi untuk mencapai satu atau beberapa tujuan tertentu (Tannebaum,
Weschler and Nassarik, 1961, 24).
3.
Kepemimpinan adalah suatu proses yang memberi arti (penuh arti Kepemimpinan)
pada erjasama dan dihasilkan dengan kemauan untuk memimpin dalam mencapai
tujuan (Jacobs & Jacques, 1990, 281)
4.
Kepemimpinan merupakan suatu kemampuan, proses, atau fungsi pada umumnya untuk mempengaruhi
orang-orang agar berbuat sesuatu dalam rangka mencapai tujuan tertentu. (Slamet,
2002: 29)
5.
Kepemimpinan adalah sikap pribadi, yang memimpin pelaksanaan aktivitas untuk
mencapai tujuan yang diinginkan. (Shared Goal, Hemhiel & Coons, 1957, 7)
6.
Kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi aktifitas kelompok yang
diatur untuk mencapai adalah pengaruh antar pribadi, dalam situasi tertentu dan
langsung melalui proses komunikasi untuk mencapai satu atau beberapa tujuan
tertentu (Tannebaum, Weschler and Nassarik, 1961, 29)
7.
Kepemimpinan adalah aktivitas untuk mempengaruhi perilaku orang lain agar
supaya mereka mau diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu (Thoha, 1983:123).
8.
Kepemimpinan adalah sekumpulan dari serangkaian kemampuan dan sifat-sifat
kepribadian, termasuk didalamnya kewibawaan, untuk dijadikan sebagai sarana
dalam rangka meyakinkan yang dipimpinnya agar mereka mau dan dapat melaksanakan
tugas-tugas yang dibebankan kepadanya dengan rela, penuh semangat, ada
kegembiraan batin, serta merasa tidak terpaksa. ( Ngalim Purwanto ,1991:26)
Dari uraian di atas dapat diambil
kesimpulan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi perilaku seseorang
atau sekelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu pada situasi tertentu.
Kepemimpinan merupakan masalah sosial yang di dalamnya terjadi interaksi antara
pihak yang memimpin dengan pihak yang dipimpin untuk mencapai tujuan bersama,
baik dengan cara mempengafuhi, membujuk, memotivasi dan mengkoordinasi. Dari
sini dapat dipahami bahwa tugas utama seorang pemimpin dalam menjalankan
kepemimpinannya tidak hanya terbatas pada kemampuannya dalam melaksanakan
program-program saja, tetapi lebih dari itu yaitu pemimpin harus mempu
melibatkan seluruh lapisan organisasinya, anggotanya atau masyarakatnya untuk
ikut berperan aktif sehingga mereka mampu memberikan kontribusi yang positif
dalam usaha mencapai tujuan.
Faktor-faktor penting yang terdapat
dalam pengertian kepemimpinan:
1. Pendayagunaan Pengaruh
2. Hubungan Antar Manusia
3. Proses Komunikasi dan
4. Pencapaian Suatu Tujuan.
Unsur-Unsur Mendasar
Unsur-unsur yang mendasari
kepemimpinan dari defmisi-defmisi yang dikemukakan di atas, adalah:
1. Kemampuan mempengaruhi orang lain
(kelompok/bawahan).
2. Kemampuan mengarahkan atau
memotivasi tingkah laku orang lain atau kelompok.
3. Adanya unsur kerja sama untuk
mencapai tujuan yang diinginkan.
Prinsip-Prinsip Dasar Kepemimpinan
Karakteristik seorang pemimpin
didasarkan kepada prinsip-prinsip (Stephen R. Coney) sebagai berikut:
1.
Seorang yang belajar seumur hidup : Tidak hanya melalui pendidikan
formal, tetapi juga diluar sekolah. Contohnya, beJajar melalui membaca,
menulis, observasi, dan mendengar. Mempunyai pengalaman yang baik maupun yang
buruk sebagai sumber belajar.
2.
Berorientasi pada pelayanan : Seorang pemimpin tidak dilayani tetapi
melayani, sebab prinsip pemimpjn dengan prinsip melayani berdasarkan karir
sebagai tujuan utama. Dalam memberi pelayanan, pemimpin seharusnya lebih
berprinsip pada pelayanan yang baik.
3.
Membawa energi yang positif : Setiap orang mempunyai energi dan
semangat. Menggunakan energi yang positif didasarkan pada keikhlasan dan
keinginan mendukung kesuksesan orang lain. Untuk itu dibutuhkan energi positif
untuk membangun hubungan baik. Seorang pemimpin hams dapat dan mau bekerja
untuk jangka waktu yang lama dan kondisi tidak ditentukan. Oleh karena itu,
seorang pemimpin harus dapat menunjukkan energi yang positif, seperti;
a.
Percaya pada orang lain : Seorang pemimpin mempercayai orang lain
termasuk staf bawahannya, sehingga mereka mempunyai motivasi dan mempertahankan
pekerjaan yang baik. Oleh karena itu, kepercayaan harus diikuti dengan kepedulian.
b.
Keseimbangan dalam kehidupan : Seorang pemimpin haras dapat
menyeimbangkan tugasnya. Berorientasi kepada prinsip kemanusiaan dan keseimbangan
diri antara kerja dan olah raga, istirahat dan rekreasi. Keseimbangan juga
berarti seimbang antara kehidupan dunia dan akherat.
c.
Melihat kehidupan sebagai tantangan : Kata 'tantangan' sering
diinterpretasikan negatif. Dalam hal ini tantangan berarti kemampuan untuk
menikmati hidup dan segala konsekuensinya. Sebab kehidupan adalah suatu
tantangan yang dibutuhkan, mempunyai rasa aman yang datang dari dalam diri
sendiri. Rasa aman tergantung pada inisiatif, ketrampilan, kreatifitas,
kemauan, keberanian, dinamisasi dan kebebasan.
d.
Sinergi : Orang yang berprinsip senantiasa hidup dalam sinergi dan satu
katalis perubahan, Mereka selalu mengatasi kelemahannya sendiri dan lainnya.
Sinergi adalah kerja kelompok dan memberi keuntungan kedua belah pihak. Menurut
The New Brolier Webster International Dictionary, Sinergi adalah satu kerja kelompok,
yang mana memberi hasil lebih efektif dari pada bekerja secara perorangan.
Seorang pemimpin harus dapat bersinergis dengan setiap orang, atasan, staf,
teman sekerja.
e. Latihan
mengembangkan diri sendiri : Seorang pemimpin harus dapat memperbaharui diri
sendiri untuk mencapai keberhasilan yang tinggi. Jadi dia tidak hanya
berorientasi pada proses.
Proses dalam
mengembangkan diri terdiri dari beberapa komponen yang berhubungan dengan:
1) pemahaman
materi;
2) memperluas
materi melalui belajar dan pengalaman;
3) mengajar
materi kepada orang lain;
4)
mengaplikasikan prinsip-prinsip;
5)
memonitoring hasil;
6)
merefleksikan kepada hasil;
7) menambahkan
pengetahuan baru yang diperlukan materi;
8) pemahaman
baru; dan
9) kembali
menjadi diri sendiri lagi.
2.2.
TUGAS DAN FUNGSI SEORANG
PEMIMPIN
Tugas Pemimpin
Dalam sejarah kepemimpinan
Islam banyak istilah yang dipakai untuk menyebut seorang pemimpin. Istilah yang
dipakai itu sebenarnya mencerminkan tugas yang seharusnya dijalankan oleh
seorang pemimpin. Istilah itu diantaranya :
KHALIFAH, secara etimologis berarti pengganti atau pelanjut,
dan yang dimaksud adalah pengganti dan pelanjut tugas-tugas Rasulullah SAW.
Dalam melestarikan nilai nilai agama dan dalam mengatur kehidupan dunia. Maka dengan demikian tugas
kepemimpinan dalam Islam adalah
melanjutkan tugas tugas risalah yang diemban Rasulullah.
. Sebagaimana yang tertera dalam, QS.
Al-Baqarah: 2 ayat 30.
( Artinya: ”Ingatlah ketika Tuhan-mu berfirman
kepada para Malaikat:”Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah
dimuka bumi”. (QS. Al-Baqarah: (2) ayat 30).11
Kepemimpinan dalam artian khilafah berasal
dari kata khalafa yang mempunyai makna pimpin sedangkan khalifah
berarti pemimpin (penguasa), sebagaimana yang terdapat dalam, QS. Shad: 38 ayat
26.
Artinya: ”Hai Daud sesungguhnya
kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi, maka berilah keputusan
(perkara) diantara manusia dengan dalil dan janganlah kamu mengikuti hawa
nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah." ( QS. Shad:
(38) 26).17
Menurut Ibnu Katsir, Imam Al-Qurthubi dan ulama’
yang lain telah menjadikan ayat ini sebagai dalil wajibnya menegakkan khilafah
untuk menyelesaikan dan memutuskan pertentangan antara manusia, menolong orang
yang teraniaya, menegakkan hukum Islam, mencegah merajalelanya kejahatan dan
masalah-masalah lain yang tidak dapat terselesaikan kecuali dengan adanya imam
(pimpinan).
IMAM, secara etimologis imam artinya yang diikuti dan dita`ati serta
diteladani.Dalam salah satu Hadist Rasulullah bersabda :
انما جعل الامام ليؤتم به
Artinya: Sesungguhnya seseorang dijadikan imam
itu untuk diikuti. Ini mengisyaratkan bahwa tugas seorang peminpin itu untuk diikuti dan ditaati.
Kata
Imam merupakan masdar dari kata Amma-Ya’ummu yang berarti, menuju,
menumpu atau meneladani. Dari akar kata yang sama, lahir juga kata yang antara
lain adalah umm yang berarti Ibu dan imam yang maknanya juga pemimpin, karena
keduanya menjadi teladan, tumpuan pandangan dan harapan. Ada juga yang
berpendapat kata imam pada mulanya berarti cetakan seperti cetakan untuk
membuat sesuatu yang serupa bentuknya dengan cetakan itu. Dari sini Imam
diartikan teladan.
Kata
Imam merupakan derivasi dari kata Amma-Ya’ummu yang berarti, menuju,
menumpu atau meneladani sebagaimana yang terdapat dalam, QS. Al
Furqan : 25 ayat 74.
( Artinya: ”Dan jadikanlah kami imam
(pemimpin) bagi orang-orang betaqwa”. (QS. Al Furqan: (25) ayat 74)
AMIER, secara bahasa amier
artinya adalah yang diperintah atau disuruh. Istilah ini pertama kali
dipopulerkan oleh Umar bin Khaththab RA. Ini menggambarkan bahwa seorang
pemimpin itu adalah orang yang siap diperintah dan disuruh oleh umat, demi
kepentingan mereka. Oleh karena itu tugas seorang pemimpin dalam Islam adalah melayani ummat bukan yang
dilayani oleh ummat. Rasulullah mengatakan :
سيد القوم خادمهم
Artinya: Pemimpin suatu kaum itu adalah pelayan
mereka.
RA`IN, arti bahasanya adalah pengembala,
tugas seorang pengembala adalah menjaga, merawat dan memberi perhatian yang
penuh kepada yang digembalanya, dan itulah tugas seorang pemimpin terhadap
siapa yang dipimpinnya.
Sebagaimana
dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim:
عن قتيبة بن سعيد حدثنا ليث وحدثنا محمد ابن رمح
حدثنا الليث عن نافع عن ابن عمر عن النبى صلعم قال الا كلكم راع وكلكم مسؤل عن
راعيته فالامير الذي على الناس راع وهو مسؤل عن راعيته
((رواه البخا رى مسلم
Artinya: ”Dari
Qutiabah bin Said dari Laits, Saya juga di ceritai oleh Muhammad bin Ramah dari
laits dari Nafi dari Ibn Umar bahwa Rasullulah SAW berkata: “Ingatlah
setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian akan ditanya tentang
kepemimpinannya, penguasa adalah pemimpin dan akan ditanya tentang
kepemimpinannya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Fungsi Kepemimpinan
Kepemimpinan dalam Islam memiliki fungsi, baik
yang bersifat strategis maupun
yang bersifat operasional.
Fungsi strategisnya pemimpin itu sebagai :
1. Fasilitator yang membantu tercapainya
sasaran dan tujuan jamaah.
2. Dinamisator yang menggerakan dan memotori jama`ah menuju sasaran yang ingin
dicapai.
3. Moral force, atau kekuatan moral yang
mampu menjaga kohesi jama`ah dan
menyelesaikan konflik serta perselisihan yang mungkin terjadi di dalam jama`ah.
Sedang fungsi operasionalnya pemimpin itu
sebagai :
1. Organisator yang mengorganisir dan
mengatur relasi dan keterikatan antar individu atau kelompok yang ada dalam
jamaah.
2. Manajer, yang memenej berbagai potensi yang ada dalam jama`ah untuk
kemudian dimanfaatkan untuk mencapai tujuan jamaah.
3. Administrator yang menata,
menjaga,mengevaluasi hasi-l hasil yang sudah dicapai oleh jamaah. untuk
mencapai tujuan yang lebih jauh lagi.
2.3.
CORAK KEPEMIMPINAN
Jenis dan Macam Gaya Kepemimpinan
1. Gaya Kepemimpinan Otoriter / Authoritarian Adalah gaya pemimpin yang memusatkan segala keputusan dan kebijakan yang diambil dari dirinya sendiri secara penuh. Segala pembagian tugas dan tanggung jawab dipegang oleh si pemimpin yang otoriter tersebut, sedangkan para bawahan hanya melaksanakan tugas yang telah diberikan.
2. Gaya Kepemimpinan Demokratis / Democratic
Gaya kepemimpinan demokratis adalah gaya pemimpin yang memberikan wewenang secara luas kepada para bawahan. Setiap ada permasalahan selalu mengikutsertakan bawahan sebagai suatu tim yang utuh. Dalam gaya kepemimpinan demokratis pemimpin memberikan banyak informasi tentang tugas serta tanggung jawab para bawahannya.
3. Gaya Kepemimpinan Bebas / Laissez Faire
Pemimpin jenis ini hanya terlibat delam kuantitas yang kecil di mana para bawahannya yang secara aktif menentukan tujuan dan penyelesaian masalah yang dihadapi.
1. Gaya Kepemimpinan Otoriter / Authoritarian Adalah gaya pemimpin yang memusatkan segala keputusan dan kebijakan yang diambil dari dirinya sendiri secara penuh. Segala pembagian tugas dan tanggung jawab dipegang oleh si pemimpin yang otoriter tersebut, sedangkan para bawahan hanya melaksanakan tugas yang telah diberikan.
2. Gaya Kepemimpinan Demokratis / Democratic
Gaya kepemimpinan demokratis adalah gaya pemimpin yang memberikan wewenang secara luas kepada para bawahan. Setiap ada permasalahan selalu mengikutsertakan bawahan sebagai suatu tim yang utuh. Dalam gaya kepemimpinan demokratis pemimpin memberikan banyak informasi tentang tugas serta tanggung jawab para bawahannya.
3. Gaya Kepemimpinan Bebas / Laissez Faire
Pemimpin jenis ini hanya terlibat delam kuantitas yang kecil di mana para bawahannya yang secara aktif menentukan tujuan dan penyelesaian masalah yang dihadapi.
Tipe-Tipe
Kepemimpinan
Yang dimaksud dengan tipe kepemimpinan
adalah gaya atau corak kepemimpinan yang dibawakan oleh seorang pemimpin dalam
mempengaruhi para pengikutnya. Gaya seorang pemimpin dalam menjalankan
kepemimpinannya dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain faktor
pendidikan, faktor pengalaman, faktor usia, dan faktor karakter, tabiat atau
sifat yang ada pada diri pemimpin tersebut. Orang yang ambisius untuk menguasai
setiap situasi, apabila menjadi pemimpin akan bersifat otoriter. Orang yang
mempunyai sifat kebapakan, apabila menjadi pemimpin akan menjalankan
kepemimpinan yang bertipe paternalistik. Pemimpin yang tidak menguasai bidang
tugas yang menjadi wewenangnya akan menyerahkan segala sesuatunya kepada para
bawahan, sehingga gaya kepemimpinannya bersifat laisser faire.
Dari
berbagai literatur dapat ditemukan berbagai tipe kepemimpinan, anatara lain:
1) Tipe Otokratis
Otokratis
berasal dari kata otokrat, dari kata autos dan kratos. Autos
berarti sendiri, dan kratos berarti kekuatan atau kekuasaan (power). Jadi
kepemimpinan otokratis adalah kepemimpinan yang mendasarkan kepada suatu
kekuasaan, kekuatan yang melekat pada dirinya. Hal ini berarti seseorang
menjadi pemimpin karena mempunyai kekuatan atau kekuasaan (power).
Ciri-ciri
kepemimpinan yang bertipe otokratis antara lain:
a. Mengandalkan kepada kekuatan atau kekuasaan
yang melekat pada dirinya
b. Menganggap
dirinya yang paling berkuasa (kuasa tunggal)
c. Menganggap dirinya paling mengetahui segala
macam persoalan, orang lain dianggap tidak tahu.
d. Keputusan-keputusan yang diambil secara
sepihak, tidak mengenal kompromi, sehingga ia tidak mau menerima saran dari
bawahan. Ia bahkan tidak memeberi kesempatan kepada bawahan untuk memberikan
saran, pendapat atau ide.
e. Keras dalam mempertahankan prinsip.
f. Jauh dari para bawahan.
g. Lebih menyukai bawahan yang bersikap “yesman”,
“abs” (asal bapak senang).
h. Perintah-perintah diberikan secara paksa.
i. Pengawasan dilakukan secara ketat agar
perintah benar-benar dilaksanakan.
2) Tipe Laisser Faire
Seperti
telah diuraikan diatas, tipe laisser faire pada umumnya dijalankan oleh
pemimpin yang tidak mempunyai keahlian teknis. Tipe laisser mempunya ciri-ciri
antara lain:
a. Memberikan kebebasan sepenuhnya kepada para
bawahan untuk melakukan tindakan yang dianggap perlu sesuai dengan bidang tugas
masing-masing.
b. Pimpinan tidak terlibat dalam kegiatan
sehingga pemimpin tidak ikut berpartisipasi aktif dalam kegiatan kelompok.
c. Semua pekerjaan dan tanggungjawab
dilimpahkan kepada bawahan.
d. Tidak mampu mengadakan koordinasi dan
pengawasan yang baik.
e.
Tidak mempunyai wibawa sehingga ia
tidak ditakuti apalagi disegani oleh bawahan.
f. Secara praktis pemimpin tidak menjalankan
kepemimpinan sehingga ia hanya merupakan simbol belaka.
Berdasarkan
ciri-ciri di atas, pemimpin dengan tipe laisser faire bukanlah pemimpin dalam
arti sebenarnya. Seorang pemimpin dengan cara apapun diharapkan dapat
menggerakkan bawahan sehingga tujuan organisasi dapat tercapai. Cara yang
terbaik ialah mempengaruhi, bukan dengan menakut-nakuti.
3) Tipe Paternalistik
Tipe
peternalistik adalah tipe kepemimpinan yang bersifat kebapakan. Pemimpin
bertindak sebagai seorang bapak yang selalu memberikan perlindungan kepada para
bawahan dalam batas-batas kewajaran.
Ciri-ciri
tipe paternalistik antara lain:
a.
Pemimpin bertidak sebagai seorang bapak.
b.
Memperlakukan bawahan sebagai
orang yang belum dewasa.
c.
Selalu memberikan perlindungan kepada para bawahan yang kadang-kadang
terlalu berlebihan.
d.
Keputusan ada ditangan pemimpin, bukan karena pemimpin ingin bertindak
secara otoriter, tetapi karena keinginan dari pihak pimpinan yang ingin selalu
memberi kemudahan kepada bawahan. Oleh karena itu para bawahan jarang-jarang
bahkan sama sekali tidak memberikan saran kepada pimpinan. Pihak pimpinanpun
jarang meminta saran dari bawahan.
e.
Karena keputusan ada ditangan pimpinan, maka pimpinan menganggap dirinya
yang paling mengetahui segala macam persoalan.
4) Tipe Militeristis
Tipe
Militeristis tidak hanya terdapat dikalangan militer saja. Tetapi banyak
pemimpin instansi (non-militer) yang menerapkan kepemimpinan dengan tipe
militeristis. Tipe militeristis mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a.
Dalam mengadakan komunikasi, lebih banyak mempergunakan saluran formal.
b.
Dalam menggerakkan bawahan lebih banyak menggunakan sistem komando/perintah,
baik perintah itu secara lisan maupun secara tertulis.
c.
Segala sesuatu bersifat formal
d.
Disiplin yang tinggi,
kadang-kadang bersifat kaku.
e.
Karena segala sesuatunya melalui perintah, maka komunikasi hanya
berlangsung satu arah sehingga bawahan tidak diberi kesempatan untuk
mengemukakan pendapat.
f.
Pimpinan menghendaki bawahan tidak diberi kesempatan untuk mengemukakan
pendapat.
g.
Pimpinan menghendaki bawahan patuh terhadap semua perintah yang
diberikannya.
5) Tipe Demokratis
Tipe
demokratis jauh berbeda dengan tipe-tipe yang telah kita bicarakan. Pemimpin
yang bertipe demokratis selalu berada di tengah-tengah para bawahan sehingga ia
terlibat dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan organisasi.
Kepemimpinan
dengan tipe demokratis mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a. Berpartisipasi aktif dalam kegiatan
organisasi.
b. Bersifat terbuka.
c. Bawahan diberi kesempatan untuk memberikan
saran-saran, ide-ide baru
d. Dalam
mengambil keputusan lebih mengutamakan musyawarah untuk mufakat, daripada
keputusan yang bersifat sepihak. Apabila musyawarah untuk mufakat tidak
berhasil maka ditempuh dengan jalan lain yang sesuai dengan alam demokratis,
misalnya secara votimg.
e. Menghargai potensi setiap individu.
f. Berlangsung dengan mantap. Kemantapan
kepemimpinan demokratis dapat dilihat dalam hal-hal sebagai berikut:
• Unit-unit organisasi berjalan lancar,
melakukan kegiatan sesuai dengan fungsi masing-masing.
• Otoritas didelegasikan kepada para bawahan.
• Bawahan merasa senang, aman, tentram.
• Semangat kerja bawahan tinggi, baik ada
pimpinan maupun tidak ada pimpinan.
g.
Pimpinan sering turba (turun ke bawah) melakukan pembinaan dan
penyuluhan, yang sekaligus melakukan pengamatan terhadap hasil yang telah
dicapai, serta kelemahan-kelemahan atau kekurangan dan kesulitan yang dihadapi
para bawahan.
6) Tipe Open Leadership
Sebenarnya
tipe open leadership hampir sama dengan tipe demokratis. Perbedaannya hanya
terletak dalam hal pengambilan keputusan. Tipe demokratis lebih mengutamakan
musyawarah untuk mufakat sehingga musyawarah dijadikan dasar keputusan. Hasil
musyawarah menjadi keputusan pimpinan. Dalam hal ini berbeda dengan tipe open
leadership. Pimpinan memang memberikan kesempatan kepada para bawahan untuk
memeberikan saran, tetapi keputusan tetap ada ditangan pimpinan.
Teknik
Kepemimpinan
Yang dimaksud dengan teknik
kepemimpinan ialah dengan cara bagaimana seorang pemimpin menjalankan fungsi
kepemimpinannya.
Teknik kepemimpinan dapat dibedakan
menjadi 2 (dua) macam, yaitu teknik kepemimpinan secara umum, dan teknik
kepemimpinan khusus. Teknik kepemimpinan secara umum adalah teknik kepemimpinan
yang berlaku bagi setiap pemimpin, sedang teknik kepemimpinan khusus adalah
teknik kepemimpinan yang dijalankan oleh seorang pemimpin yang memimpin suatu
bidang tertentu. Teknik kepemimpinan khusus akan dibicarakan lebih lanjut dalam
uraian tentang kepemimpinan staf.
Teknik
kepemimpinan pada umumnya terdiri dari: (1) teknik kepengikutan, (2) teknik human
relationship, dan (3) teknik pemberian teladan, semangat dan dorongan.
1) Teknik Kepengikutan
Teknik
kepengikutan adalah teknik untuk membuat orang-orang suka mengikuti apa yang
menjadi kehendak si pemimpin. Ada beberapa sebab mengapa seseorang mau menjadi
pengikut, yaitu:
• Kepengikutan karena peraturan/hukum yang
berlaku.
• Kepengikutan karena agama.
• Kepengikutan
karena tradisi atau naluri, dan
• Kepengikutan karena rasio.
Teknik
kepengikutan dapat dijalankan dengan penerangan dan propaganda.
a.
Teknik Penerangan ialah dengan cara memberikan fakta-fakta yang
objektif. Fakta disebut objektif bila fakta-fakta itu dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya, jelas sumbernya, dan tidak bermaksud
mengelabuhi para pengikut untuk menutupi kesalahan pemimpin. Supaya fakta itu
jelas dan berguna maka fakta-fakta itu harus disampaikan tepat pada waktunya
dan disajikan dalam bentuk yang dapat dengan mudah dan cepat dimengerti.
Penyajian fakta-fakta yang demikian diharapkan akan dapat menimbulkan
kesadaraan dan kepuasaan di kalangan para bawahan sehingga mereka kemudian
dengan sukarela mengikuti.
b. Teknik Propaganda. Teknik propaganda berbeda
dengan teknik penerangan. Dalam teknik penerangan pemimpin berusaha untuk
memberika pengertian dan kesadaraan kepada para bawahan sehingga mereka menjadi
pengikut berdasarkan atas kesadaraan.Dalam propaganda, seseorang menjadi
pengikut karena merasa terpaksa dan takut. Propaganda merupakan suatu cara
mengubah pikiran orang lain supaya menjadi pengikut dengan cara-cara yang
bersifat negatif, misalnya dengan intimidasi, ancaman, menakut-nakuti, dan
dengan paksaan.
2) Teknik Human Relationship
Human
relationship merupakan hubungan kemanusiaan yang bertujuan untuk mendapatkan
kepuasan, baik kepuasan jasmaniah ataupun ruhaniah. Karena human relations
bertujuan untuk mendapatkan kepuasan, teknik human relations dapat dilakukan
dengan memberikan berbagai macam kebutuhan kepada para bawahan, baik kepuasan
psikologis, maupun kepuasan jasmaniah.
3) Teknik Memberi Teladan, Semangat dan
Dorongan
Dengan
teknik ini seorang pemimpin menempatkan diri sebagai pemberi teladan, pemberi
semangat, dan sebagai pemberi dorongan. Cara ini dapat dilaksanakan apabila
pemimpin berpegangan kepada filsafat: Hing ngarsa sung tulada, hing madya
mangun karsa, tut wuri handayani. Dengan cara demikian diharapkan dapat
memberikan pengertian dan kesadaraan kepada para bawahan sehingga mereka mau
dan suka mengikuti apa yang menjadi kehendak pemimpin.
Karakteristik Pemimpin Efektif
Seorang pemimpin akan efektif dalam menjalankan
tugasnya apabila memenuhi karakteristik
berikut ini :
1. Memiliki
sasaran yang jelas dan yakin bahwa dirinya mampu melaksanakan. Keyakinan itu kemudian ditranformasikan kepada orang yang
dipimpinnya. Dengan memperlihatkan kepada mereka usaha dan motivasi yang kuat
secara kontinu mereka akan tambah semangat, yang akhirnya produktivitas kerja jamaah semakin
meningkat.
2. Tenang
dan mampu menahan diri, apapun yang dihadapi seorang pemimpin, dia harus tenang dan
menahan diri, hal ini dicontohkan oleh Abu Bakar RA. ketika mendengar wafatnya
Rasulullah SAW. Beliau segera mendatangi
rumah Rasulullah SAW. Dan membuka tabir yang menutup wajahnya lalu menciumnya
sambi berkata :” Alangkah indahnya kematianmu, sama seperti keindahan hidupmu”.
lalu ditutup lagi wajahnya, kemudian beliau keluar menemui orang-orang dan menyampaikan pidato:” Wahai sekalian
manusia, barang siapa yang menyembah Muhammad maka sesungguhnya beliau sudah meninggal
dunia, dan barang siapa yang menyembah Allah , maka sesunggguhnya Allah maha
Hidup dan tidak pernah mati.” lalu
beliau membacakan Ayat Al-Qur`an :
وما محمد الا رسول قد خلت من قبله الرسل أفان مات
أو قتل انقلبتم على أعقابكم ومن ينقلب على عقبيه فلن يضر الله شيئا و سيجزى الله
الشاكرين
Artinya: Muhammad itu
tidak lain hanyalah seorang Rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya
beberapa Rasul, apakah jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke
belakang ( Murtad ) barang siapa yang berbalik ke belakang maka dia tidak dapat
mendatangkan mudharat kepada Allah sedikitpun dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang
bersyukur. ( Ali Imron : 144 )
3. Bertanggung
jawab,
artinya seorang pemimpin harus merasa bahwa apa yang diembannya itu adalah
amanah dari Allah dan dari ummat, sehingga
mendorongnya untuk melaksanakan kepemimpinannya dengan baik.
Karakteristik ini akan memberikan
kontribusi keyakinan kepada ummat yang dipimpinnya akan kemampuan
pimpinanya dan menciptakan wibawa pada ummat, yang kemudian mengantarkanya
sebagai top figure dan moral force di tengah-tengah masyarakat yang
dipimpinnya.
4. Mengenali
staf dan anggotanya, hal ini
karena akan memberi pengaruh yang sangat besar pada penciptaan keselarasan
dalam bekerjasama dan akan memberikan motivasi kepada anggotanya untuk bekerja lebih baik dan berinovasi.
Mengenali staf dan anggota akan memudahkan mengontrol pekerjaan mereka dari
dekat dan mengetahui fakta secara langsung. Mengenali mereka juga akan
menciptakan keterbukaan dan transparansi antara pemimpin dan yang dipimpin.
Umar bin Khaththab RA selalu memperhatikan bawahannya dan berwasiat kepada para
pemimpin :” Janganlah anda mendorong kaum muslimin untuk maju menuju
kehancuran demi mengharap harta rampasan. Dan janganlah anda memberikan kepada
mereka satu kedudukan sebelum anda mengeksplorasinya. Untuk mereka dan
mengetahui sumbernya” (Ath-Thabari: 3/9)
5. Cekatan
dan inovatif ( Mubadarah dan ibdaa`i ). Artinya seorang pemimpin yang efektif
harus cepat dan tegas dalam mengambil
tindakan ,karena keragu raguan dari seorang pemimpin akan berakibat tidak baik
dan menciptakan kecemasan pada bawahannya.
6. Memberi
keteladanan dan contoh.Karakteristik ini telah memberikan pengaruh yang kuat pada
efektifitas kepemimpinan seseorang. Diakui oleh sejarah bahwa keberhasilan
kepemimpinan Rasulullah SAW. Terletak pada keteladanannya, bukan pada banyaknya
instruksi. Sebuah hikmah mengatakan “ Barang siapa yang menginginkan jerih
payah dan kerja yang serius dari bahannya maka ia harus menjadi contoh pertama
dalam pekerjaannya.”
2.4.
AKHLAK PEMIMPIN
Kepemimpinan
adalah pengaruh. Makin kuat kepemimpinan seseorang, akan makin kuat pula
pengaruhnya. Begitu pula dengan Rasulullah. Lalu, pemimpin seperti apakah
Rasulullah saw. sehingga pengaruhnya bisa menembus relung hati kita? Siang
malam kita merindukan berjumpa dengan Beliau sehingga rela berdesak-desakan di
raudhah (sebuah ruang dekat mimbar Masjid Nabawi di Madinah) sekalipun.
Jawaban
dari semua itu ternyata, pertama, sebelum memimpin orang lain,
Rasulullah saw. selalu mengawali dengan memimpin dirinya sendiri. Beliau
pimpin matanya sehingga tidak melihat apa pun yang akan membusukkan hatinya.
Rasulullah memimpin tutur katanya sehingga tidak pernah berbicara kecuali
kata-kata benar, indah, dan padat akan makna. Rasulullah pun memimpin nafsunya,
keinginannya, dan memimpin keluarganya dengan cara terbaik sehingga Beliau
mampu memimpin umat dengan cara dan hasil yang terbaik pula. Sayang, kita
sangat banyak menginginkan kedudukan, jabatan, dan kepemimpinan. Padahal, untuk
memimpin diri sendiri saja kita sudah tidak sanggup. Itulah yang menyebabkan
seorang pemimpin tersungkur menjadi hina. Tidak pernah ada seorang pemimpin
jatuh karena orang lain. Seseorang hanya jatuh karena dirinya sendiri.
Kedua, Rasulullah saw.
memperlihatkan kepemimpinannya tidak dengan banyak menyuruh atau melarang.
Beliau memimpin dengan suri teladan yang baik. Pantaslah kalau keteladannya
diabadikan dalam Alquran, “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu
suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah
dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah” (Q.S. Alahzab: 21).
Dalam kehidupannya, Rasulullah saw. senantiasa melakukan terlebih dahulu apa
yang ia perintahkan kepada orang lain. Keteladanan ini sangat penting karena
sehebat apa pun yang kita katakan tidak akan berharga kecuali kalau perbuatan
kita seimbang dengan kata-kata. Rasulullah tidak menyuruh orang lain sebelum
menyuruh dirinya sendiri. Rasulullah tidak melarang sebelum melarang dirinya.
Kata dan perbuatannya amat serasi sehingga setiap kata-kata diyakini
kebenarannya. Efeknya, dakwah Beliau punya kekuatan ruhiah yang sangat dahsyat.
Dalam Alquran Allah Azza wa Jalla berfirman, “Amat besar kebencian di sisi
Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan” (QS Ashshaf: 3).
Ketiga, kepemimpinan Rasulullah tidak hanya
menggunakan akal dan fisik, tetapi Beliau memimpin dengan kalbunya. Hati
tidak akan pernah bisa disentuh kecuali dengan hati lagi. Dengan demikian, yang
paling dibutuhkan oleh manusia adalah hati nurani, karena itulah yang tidak
dimiliki oleh makhluk lain. Rasulullah menabur cinta kepada sahabatnya sehingga
setiap orang bisa merasakan tatapannya dengan penuh kasih sayang, tutur katanya
yang rahmatan lil alaamiin, dan perilakunya yang amat menawan. Seorang pemimpin
yang hatinya hidup akan selalu merindukan kebaikan, keselamatan, kebahagiaan bagi
yang dipimpinnya. Sabda Rasulullah saw. “Sebaik-baik pemimpin kalian ialah
yang kalian mencintainya dan dia mencintai kalian. Dia mendoakan kebaikan
kalian dan kalian mendoakannya kebaikan. Sejelek-jelek pemimpin kalian ialah
yang kalian membencinya dan ia membenci kalian. Kalian mengutuknya dan ia
mengutuk kalian.” Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang bisa berkhidmat
dengan tulus dan menafkahkan jiwa raganya untuk kemaslahatan umat. Ia berkorban
dengan mudah dan ringan karena merasa itulah kehormatan menjadi pemimpin, bukan
mengorbankan orang lain. pemimpin memiliki kedudukan yang sangat penting,
karenanya siapa saja yang menjadi pemimpin tidak boleh dan jangan sampai
menyalahgunakan kepemimpinannya untuk hal-hall yang tidak benar
Disamping itu pemimpin harus memahami dan menyadari
hal-hal berikut sebagai akhlak pemimpin yang merupakan hakikat kepemimpinan dalam pandangan Islam yang
secara garis besar dalam lima lingkup.
1. Tanggung Jawab, Bukan Keistimewaan
Ketika seseorang diangkat
atau ditunjuk untuk memimpin suatu lembaga atau institusi, maka ia sebenarnya
mengemban tanggung jawab yang besar sebagai seorang pemimpin yang harus mampu
mempertanggungjawabkannya,. Bukan hanya dihadapan manusia tapi juga dihadapan
Allah Swt. Oleh karena itu, jabatan dalam semua level atau tingkatan bukanlah
suatu keistimewaan sehingga seorang pemimpin atau pejabat tidak boleh merasa
menjadi manusia yang istimewa sehingga ia merasa harus diistimewakan dan ia
sangat marah bila orang lain tidak mengistimewakan dirinya. Contoh lain, ketika
Umar bin Abdul Aziz, seorang khalifah yang cemerlang datang ke sebuah pasar
untuk mengetahui langsung keadaan pasar, maka ia datang sendirian dengan
penampilan biasa, bahkan sangat sederhana sehingga ada yang menduga kalau ia
seorang kuli panggul lalu orang itupun menyuruhnya untuk membawakan barang yang
tak mampu dibawanya. Umar membawakan barang orang itu dengan maksud
menolongnya, bukan untuk mendapatkan upah. Namun ditengah jalan, ada orang
memanggilnya dengan panggilan yang mulia sehingga pemilik barang yang tidak
begitu memperhatikannya menjadi memperhatikan siapa orang yang telah disuruhnya
membawa barangnya. Setelah ia tahu bahwa Umar sang khalifah yang disuruhnya,
iapun meminta maaf, namun Umar merasa hal itu bukanlah suatu kesalahan. Karena
kepemimpinan itu tanggung jawab atau amanah yang tidak boleh disalahgunakan,
maka pertanggungjawaban menjadi suatu kepastian, Rasulullah Saw bersabda: Setiap
kamu adalah pemimpin dan setiap kamu akan dimintai pertanggungjawaban tentang
kepemimpinan kamu (HR. Bukhari dan Muslim)
2. Pengorbanan, Bukan Fasilitas
Menjadi pemimpin atau pejabat
bukanlah untuk menikmati kemewahan atau kesenangan hidup dengan berbagai
fasilitas duniawi yang menyenangkan, tapi justru ia harus mau berkorban dan
menunjukkan pengorbanan, apalagi ketika masyarakat yang dipimpinnya berada
dalam kondisi sulit dan sangat sulit. Karenanya dalam suatu riwayat diceritakan
bahwa Umar bin Abdul Aziz sebelum menjadi khalifah menghabiskan dana untuk
membeli pakaian yang harganya 400 dirham, tapi ketika ia menjadi khalifah ia
hanya membeli pakaian yang harganya 10 dirham, hal ini ia lakukan karena
kehidupan yang sederhana tidak hanya harus dihimbau, tapi harus dicontohkan
langsung kepada masyarakatnya. Karena itu menjadi terasa aneh bila dalam
anggaran belanja negara atau propinsi dan tingkatan yang dibawahnya terdapat
anggaran dalam puluhan bahkan ratusan juta untuk membeli pakaian bagi para
pejabat, padahal ia sudah mampu membeli pakaian dengan harga yang mahal
sekalipun dengan uangnya sendiri sebelum ia menjadi pemimpin atau pejabat.
3. Kerja Keras, Bukan Santai
Para pemimpin mendapat
tanggung jawab yang besar untuk menghadapi dan mengatasi berbagai persoalan
yang menghantui masyarakat yang dipimpinnya untuk Selanjutnya mengarahkan
kehidupan masyarakat untuk bisa menjalani kehidupan yang baik dan benar serta
mencapai kemajuan dan kesejahteraan. Untuk itu, para pemimpin dituntut bekerja
keras dengan penuh kesungguhan dan optimisme. Saat menghadapi krisis ekonomi,
Khalifah Umar bin Khattab membagikan sembako (bahan pangan) kepada rakyatnya.
Meskipun sore hari ia sudah menerima laporan tentang pembagian yang merata,
pada malam hari, saat masyarakat sudah mulai tidur, Umar mengecek langsung
dengan mendatangi lorong-lorong kampung, Umar mendapati masih ada rakyatnya
yang masuk batu sekedar untuk memberi harapan kepada anaknya yang menangis
karena lapar akan kemungkinan mendapatkan makanan. Meskipun malam sudah semakin
larut, Umar pulang ke rumahnya dan ternyata ia memanggul sendiri satu karung
bahan makanan untuk diberikan kepada rakyatnya yang belum memperolehnya.
4. Kewenangan Melayani, Bukan Sewenang-Wenang
Pemimpin adalah pelayan bagi
orang yang dipimpinnya, karena itu menjadi pemimpin atau pejabat berarti
mendapatkan kewenangan yang besar untuk bisa melayani masyarakat dengan
pelayanan yang lebih baik dari pemimpin sebelumnya, Rasulullah Saw bersabda: Pemimpin
suatu kaum adalah pelayan mereka (HR. Abu Na’im) Oleh karena itu, setiap
pemimpin harus memiliki visi dan misi pelayanan terhadap orang-orang yang
dipimpinnya guna meningkatkan kesejahteraan hidup, ini berarti tidak ada
keinginan sedikitpun untuk menzalimi rakyatnya apalagi menjual rakyat,
berbicara atas nama rakyat atau kepentingan rakyat padahal sebenarnya untuk
kepentingan diri, keluarga atau golongannya. Bila pemimpin seperti ini terdapat
dalam kehidupan kita, maka ini adalah pengkhianat yang paling besar, Rasulullah
Saw bersabda: Khianat yang paling besar adalah bila seorang penguasa
memperdagangkan rakyatnya (HR. Thabrani).
5. Keteladanan dan Kepeloporan, Bukan
Pengekor
Dalam segala bentuk kebaikan,
seorang pemimpin seharusnya menjadi teladan dan pelopor, bukan malah menjadi
pengekor yang tidak memiliki sikap terhadap nilai-nilai kebenaran dan kebaikan.
Ketika seorang pemimpin menyerukan kejujuran kepada rakyat yang dipimpinnya,
maka ia telah menunjukkan kejujuran itu. Ketika ia menyerukan hidup sederhana
dalam soal materi, maka ia tunjukkan kesederhanaan bukan malah kemewahan.
Masyarakat sangat menuntut adanya pemimpin yang bisa menjadi pelopor dan
teladan dalam kebaikan dan kebenaran. Sebagai seorang pemimpin, Rasulullah Saw
tunjukkan keteladanan dan kepeloporan dalam banyak peristiwa. Ketika Rasulullah
Saw membangun masjid Nabawi di Madinah bersama para sahabatnya, beliau tidak
hanya menyuruh dan mengatur atau tunjuk sana tunjuk sini, tapi beliau turun
langsung mengerjakan hal-hal yang bersifat teknis sekalipun. Beliau membawa
batu bata dari tempatnya ke lokasi pembangunan sehingga ketika para sahabat
yang lebih muda dari beliau sudah mulai lelah dan beristirahat, Rasul masih
terus saja membawanya meskipun ia juga nampak lelah. Karena itu seorang sahabat
bermaksud mengambil batu yang dibawa oleh nabi agar ia yang membawanya, tapi
nabi justeru menyatakan: “kalau kamu mau membawa batu bata, disana masih
banyak batu yang bisa engkau bawa, yang ini biar tetap aku yang membawanya”.
Karenanya para sahabat tetap dan terus bersemangat dalam proses penyelesaian
pembangunan masjid Nabawi. selanjutnya kriteria apa saja yang dapat kita
gunakan untuk menguji sudah sejauh mana kita mampu meniru gaya kepemimpinan Rasulullah
SAW tersebut? Setiap masa kita selalu mendambakan seseorang yang menjadi
panutan yang paling ideal bagi kita. Kita masih perlu belajar untuk
mengevaluasi sudah sejauh mana kita mampu mengikuti jejak Rasulullah itu.
2.5.
MENGENAL POTENSI DIRI SEBAGAI
PEMIMPIN
Syarat- Syarat Pemimpin
Mengingat tugas dan fungsi
kepemimpinan di atas begitu komplek dan berat, maka untuk menjadi seorang
pemimpin diperlukan syarat-syarat tertentu supaya dapat merealisasikan tugas
dan fungsinya itu.
Syarat-syarat itu diantaranya :
1.
Memiliki integritas moral yang tinggi (
amanah, shiddiq, adil, sabar )
2.
Memiliki kecerdasan intelektual
( fathanah, basthatan fil ilmi )
3.
Komunikatif dan interaktif dengan sesama. (
tabligh )
4.
Memiliki kecerdasan emosional dan kepekaan
social ( azizun aaihi maa `anittum,
harisun alaikum, ro`uf rahiem )
5.
Berpenampilan sempurna secara fisik ( basthatan
fil jismi )
6.
Memiliki keberanian dan tanggung jawab.( syaja`ah
dan sahamah.)
7.
Ditempa dan dilatih dengan pengalaman hidup
yang panjang. ( tarbiyah dan tajribah `Aridhah )
8.
Dan lain-lainnya.
2.6.
PENGEMBANGAN KEPEMIMPINAN
BERBAKATKAH ANDA MENJADI PEMIMPIN?
Oke, kita coba lihat satu persatu:
1. Anda senang berhubungan dengan orang lain
Seorang pemimpin adalah seorang yang bekerja lebih banyak
melalui hati. Bagi pemimpin sejati manusia jauh lebih penting daripada aturan.
Mereka akan senang berhubungan dengan orang dan menggali informasi dari orang
lain. Mereka senang bertemu orang baru dan cenderung akan cepat akrab
2. Anda seorang pendengar yang baik
Bila anda mempunyai kualitas ini maka anda adalah seorang
pemimpin yang luar biasa. Pemimpin yang hebat dikenal dari banyaknya dia
mendengar dan bukan dari banyaknya dia berbicara. Anda berbakat menjadi
pemimpin jika anda mau menjadi pendengar yang baik dan setelah anda mendengar
dari orang lain sebanyak-banyaknya, barulah anda berbicara dan mengambil
kesimpulan
3. Anda bukan orang yang cepat puas
Rasa tidak cepat puas adalah bakat alami seorang pemimpin. Rasa
cepat puas hanya dimiliki oleh orang biasa dan manager. Seorang yang berbakat
pemimpin melihat sukses adalah suatu perjalanan dan bukan suatu akhir. Maka dia
akan terus membawa orang-orang yang dipimpinnya naik ke level yang lebih tinggi
terus-menerus.
4. Anda bisa melihat masalah dan faktor yang mempengaruhinya
dengan cepat
Ini adalah bakat alami yang jarang dimiliki oleh banyak orang.
Namun hal ini bisa dilatih jika anda menerapkan prinsip “mengapa” . Ajukan
pertanyaan tersebut terus-menerus setiap kali anda menemukan masalah dan
akhirnya anda akan terlatih untuk melihat suatu masalah atau tantangan melewati
banyak faktor yang terhubung satu sama lain.
5. Anda bisa menerima perbedaan pendapat tanpa menjadi
tersinggung
Jika anda naik semakin tinggi baik secara posisi maupun
kekuasaan, anda akan mendapati bahwa tidak semua orang selalu setuju dengan
pendapat anda. Disinilah anda diuji. Semakin besar kekuasaan anda, maka
kecenderungannya akan menjadi diktator absolut. Jadi jika anda semakin tinggi
posisi namun mau mendengar pendapat yang berbeda dengan anda tanpa merasa
tersinggung bahkan jika pendapat mereka jauh lebih baik, anda punya bakat
menjadi pemimpin hebat
6. Anda mempunyai tujuan hidup yang jelas dan prinsip yang kuat
Seorang pemimpin adalah seorang yang memberi pengaruh menurut
John Maxwell seorang guru leadership international. Namun anda tidak akan bisa
membawa orang lain bergerak jika anda sendiri tidak punya tujuan yang hendak
dicapai. Orang akan secara alamiah mengikuti pemimpin yang tahu kemana dia akan
pergi. Memiliki visi adalah hal yang mutlak untuk seorang pemimpin. Minimal
visi untuk diri anda sendiri, dan semakin bertambahnya waktu anda akan melihat
orang yang sevisi dengan anda dan orang yang bersedia mengikuti anda untuk
mewujudkan visi itu menjadi kenyataan.
7. Anda tidak takut melewati masa “kesendirian”
Seorang pemimpin mungkin akan ada masa-masa “sendiri”. Bahkan
saya pikir semua pemimpin hebat akan melewati masa-masa ini. Mengapa, karena
mungkin anda akan salah dimengerti karena visi anda, anda akan dijauhi karena
anda seolah membawa tim anda ke lembah kekelaman atau sesuatu yang seolah
menakutkan untuk di lewati.
8. Anda bisa melihat potensi orang lain tanpa merasa tersaingi
Ini adalah hal yang sangat sulit karena biasanya pemimpin akan
merasa tersaingi jika ada bawahan yang lebih hebat atau lebih menonjol dari dirinya. Namun jika anda bisa melihat
potensi anak buah anda dan mengembangkannya meskipun mungkin resikonya mereka
seoalh lebih menonjol, maka anda adalah pemimpin yang hebat. Ingat, bahwa anda
tidak akan kehilangan kekuasaan dengan membaginya.
Nah itulah 8 ciri bahwa anda berbakat pemimpin. Bagaimana jika
belum ada, belajarlah. Pemimpin itu dibentuk bukan diciptakan.