Salam Pramuka!
Kakak-kakak pembina pramuka, sudahkah kakak mengetahui motto pembina pramuka?
Betul..! Ikhlas Bhakti Bina Bangsa Ber Budi Bawa Laksana adalah motto dari Pembina Pramuka, konsep
yang sangat indah, menarik, cocok dan
sangat baik untuk Bangsa Indonesia.
Konsep Gerakan
Pramuka mengajak seluruh komponen Bangsa Indonesia agar mau memberi walau itu
hanya setitik bakti untuk negeri ini, senantiasa teguh pada pendirian, dan
menepati apa yang dikatakan.
BERBUDI
"Berbudi"
dalam bahasa Jawa beda dengan berbudi dalam bahasa Indonesia. ‘Ber’ di sini
bukan sebuah ‘awalan’ melainkan kependekan dari ‘luber’ yang artinya adalah
“meluap” “Budi” pengertiannya adalah “watak”. Tentusaja watak yang baik. Watak
apa yang meluber atau meluap? Tentu saja watak suka memberi, yang dalam bahasa
Jawa menurut Poerwadarminta disebut “seneng weweh”. Pemimpin harus “ber-budi”,
luber budinya. Suka memberi kepada
rakyatnya. Memberi kepada rakyat tidak harus memberi uang tunai. Keamanan,
kesejahteraan, kemudahan, peluang usaha dan masih banyak lagi. Rakyat akan
merasa ayem karena diayomi pemimpin yang “ber-budi” (mulai diri sendiri dan semua yang diberi tanggung-jawab
mengendalikan sesuatu adalah pemimpin).
BAWA
“Bawa” dalam bahasa
Jawa berarti “ucapan”, atau awal nyanyian. Tembang Jawa sering diawali dengan
“bawa”. Semacam intro yang disampaikan dalam sepotong kalimat bernada.
Penekanan disini pada “ucapan” seorang pemimpin. Tentusaja ucapan seorang
pemimpin tidak boleh “kakehan gludhug kurang udan”, banyak janji tanpa bukti.
Ucapan pemimpin harus sama dengan perbuatannya. Harus “Sabda pandita ratu.”
“Berbudi bawa
laksana” mengandung pengertian “suka memberi dan kesatuan antara ucapan dan
tindakan”. Penjabarannya bisa panjang-lebar, luas dan mendalam. Saya hanya
ingin mengingatkan satu hal. Yang sering diucapkan pemimpin kepada rakyat
adalah “janji”. Dan yang dijanjikan pasti “mau memberi sesuatu”. Misalnya
membangun Puskesmas, Membangun jembatan, mengaspal jalan dan lain-lain. Oleh
sebab itu leluhur kita mengingatkan dalam tiga kata “Ber-budi Bawa Laksana”,
Banyaklah memberi dan tepati janjimu.
LAKSANA
"Laksana”
adalah “jalan”. Diberi sisipan “um” maka “lumaksana” berarti “berjalan.
Pengertian “jalan” disini adalah gerak langkah atau tindakan. Jadi “Laksana”
menjelaskan “bawa”. Dengan demikian pengertian “Bawa laksana” adalah “kesatuan
ucapan dan tindakan”
Dalam etika Jawa dikenal
satu ungkapan sabda pandhita ratu, “tan kena wola-wali,” yang dapat dimaknai
bahwa seorang pemimpin haruslah konsekuen untuk mewujudkan apa yang telah
diucapkan. Kristalisasi perlunya pemimpin yang memiliki sifat bawa laksana.
Dalam filsafat Jawa, seorang raja adalah
pemimpin yang memiliki sifat ‘bawa laksana’ dan sifat-sifat baik lainnya. Ini
tercermin dari ungkapan yang sering diucapkan Ki Dalang dalam setiap lakon
wayang, yang berbunyi: “dene utamaning nata, berbudi bawa laksana” (sifat utama
bagi seorang raja adalah bermurah hati dan teguh memegang janji).
Sifat ‘bawa laksana’
mempunyai nilai yang sangat tinggi, sehingga sifat tersebut perlu
diprioritaskan diutamakan. Etika ‘bawa
laksana’ ini mengandung nilai yang bersifat universal, mengandung nilai
filsafat yang baik dan perlu dipegang teguh seluruh pemimpin.
No comments:
Post a Comment
Silakan komentar Anda tulis disini.