Motto IRWAN MAULANA

" MUN TEU NGARAH MOAL NGARIH, MUN TEU NGAKAL MOAL NGAKEUL ".

Friday, September 5, 2014

lanjutan UPACARA PEMBUKAAN LATIHAN PERINDUKAN SIAGA

Salam Pramuka!

Apa kabar kakak dan adik-adik  pembaca? Semoga Anda semua sehat wal afiat.

BTW......Pembaca yang budiman,  kasihan... kakak pembina Siaga, ada yang menunggu lengkapnya tulisan saya mengenai Upacara Siaga. Sejak  Kamis, 2 Mei 2013. Waktu itu saya baru menulis upacara pembukaan latihan perindukan siaga sebagian, alias belum lengkap. Kakak bisa lihat  di http://irwanmaulana.blogspot.com/search?q=upacara+siaga . 

Baiklah kini, saya coba lengkapi, semoga bermanfaat.

UPACARA PEMBUKAAN LATIHAN PERINDUKAN SIAGA


a. Pemeriksaan kebersihan dan kerapihan anggota.
    Pemeriksaan ini bisa dilakukan dengan permainan ataupun langsung dibariskan lalu diperiksa.      Yang memeriksa tentu adalah Bunda/Yanda dan Bu Cik/Pak Cik. Biasanya pemeriksaan kebersihan badan meliputi kuku jari tangan, gigi, rambut, wajah dsb. Berikan penghargaan/pujian bagi yang bagus dan berikan nasihat bagi yang belum bagus.

 b. Memilih barung terbaik untuk memimpin upacara
Barung terbaik yang dimaksud biasanya adalah barung yang terbaik dalam menjaga kebersihan badan dan kerapian pakaian.

c. Barung terbaik menyiapkan perlengkapan upacara
Dengan dipimpin oleh pemimpin barungnya perlengkapan upacara disiapkan. Yang pokok harus ada adalah standar bendera, tiang/tongkat dengan bendera Merah Putih yang sudah terikat-terpasang rapi, naskah teks Pancasila dan teks Dwidarma. Standar bendera jika ada sebaiknya 2 buah. Satu buah dipasang ditengah barisan untuk upacara, dan satu lagi disimpan dengan tongkat berbendera terpasang, sebelum diambil pada saat upacara nanti oleh pin-up.

d. Pemimpin Upacara memanggil anggota perindukan, untuk membentuk lingkaran besar mengelilingi standar bendera.
Pemimpin upacara dalam Upacara pembukaan latihan siaga sering dilakukan oleh Sulung. Namun dibeberapa perindukan untuk kaderisasi kepemimpinan, pemimpin upacara bisa juga adalah pemimpin barung  yang menjadi barung terbaik

Dalam mengumpulkan para Siaga, Pin-up (pemimpin upacara) meneriakkan kata " Siaga!" dan oleh para Siaga dijawab dengan kata "Siap!" 
Kemudian ketika Pin-up memberi isyarat barisan LINGKARAN, para Siaga berkumpul membentuk barisan lingkaran. Saya anjurkan, agar lingkaran yang dibuat adalah berbentuk LINGKARAN KECIL DULU, dan kemudian Pin-up memberi aba-aba mundur 3 langkah. Maka terbentuk LINGKARAN BESAR. Karena biasanya mereka saling tarik tangan ketika langsung membuat lingkaran besar. Jangan lupa beri aba-aba "SIAP GERAK!" sebelum menghadap/menjemput pembina upacara.

e. 1) Pembina Upacara (Pembina Siaga) dijemput oleh Pemimpin Upacara dan mengambil tempat ditengah lingkaran menghadap bendera dan pintu upacara.
Pin-up beri hormat ke Pembina Upacara, dan lapor upacara pembukaan latihan siap dimulai.
Kalimat laporan, sederhana saja. Misalnya : LAPOR BUNDA, UPACARA PEMBUKAAN LATIHAN SIAP DIMULAI!  ada juga yang lebih terkesan kesiagaannya dengan cara lapor: LAPOR BUNDA, TEMAN-TEMAN SUDAH SIAP UPACARA!. 
Kemudian Pembina Upacara (Bunda-Yanda) berjalan beriringan masuk dengan Pin-Up kedalam barisan. Pin-Up diposisikan di depan standar bendera membelakangi jalan masuk. Sementara pembina lanjut menempati posisi berhadapan dengan Pin-Up,  berdiri tegap dengan antara berupa standar bendera.
2) Para Pembantu Pembina Siaga masuk lingkaran upacara.
ketika Pembina Upacara masuk ke tengah barisan, maka para pembantu pembina yang hadir berpencar masuk ke dalam barisan diantara barung yang hadir.

 f. Pemimpin Upacara mengambil bendera untuk dikibarkan.
Setelah berdiri didalam lingkaran, selanjutnya pembina memerintahkan pin-up,membawa sang merah putih. Kata-katanya dapat seperti ini.  “PIN-UP/SULUNG KIBARKAN SANG MERAH PUTIH KITA!”. Kemudian Pin-up menjawab : “SIAP”, kemudian Pin-up balik kanan dan menuju ke tempat penyimpanan bendera Merah Putih dengan langkah biasa. Setelah ada di depan standar/tempat penyimpanan pin-up dengan tegak dan tegap membawa tongkat berbendera sang merah putih menuju batas lingkaran tempat ia keluar tadi. Ada yang membiasakan pin-up sebelum mengambil bendera, melakukan dulu penghormatan pada bendera. Penulis tidak menganjurkan karena TIDAK LAZIM menghormat bendera kecuali ketika dikibarkan/dibawa. Disamping itu, pin-up juga akan menghormat bendera pada waktunya nanti.

g. Pada waktu bendera sampai dipintu upacara, semua anggota perindukan memberi hormat hingga selesai.
Pada saat tiba dibatas lingkaran, Pin-up menghentakkan kaki kirinya maju dengan tegap, semua peserta upacara memberi penghormatan tanpa diberi aba-aba. Mungkin untuk perindukan yang pertama kali latihan, perlu diberikan aba-aba hormat oleh pembina, namun kalau sudah biasa, tanpa aba-abapun akan serentak menghormat.
Pin-up meletakan tongkat berbendera Merah putih pada bagian tengah standar dengan tegak dan tegap, selanjutnya ketika sudah terpasang dengan baik pin-up turut hormat dan kemudian ketika pin-up meletakkan tangannya kembali (posisi tegak)maka secara serentak semua peserta posisi tegak kembali.

h. Pembina Upacara (Pembina Siaga) membaca Pancasila ditirukan oleh semua anggota.
Pembina upacara mengambil teks Pancasila dan kemudian membacanya ditirukan oleh peserta upacara. Cara bacanya sesuai dengan ketentuan umum pembacaan teks Pancasila dalam upacara. Setelah selesai pembina meletakkan kembali teks Pancasila pada tempat semula.
Ada pembina yang mengucapkan Pancasila tanpa teks. Penulis tidak menganjurkan.

i. Pemimpin Upacara membaca Dwidarma diikuti oleh semua anggota perindukan.
Pada acara ini, umumnya pin-up langsung membaca Dwidarma dengan hafalan tanpa teks dan ditirukan oleh para Siaga. Namun dibeberapa daerah ada juga yang membaca dari teks yang diserahkan oleh pembina kepada Pin-up.
Setelah pembina membaca Pancasila, ia meletakkan teks Pancasila, kemudian mengambil teks Dwidarma, dan menyerahkannya pada Pin-up.
Ketika Dwidarma dibacakan, oleh Pin-up, peserta mengucap ulang, tetapi dengan mengganti kata “SIAGA ITU” dengan “KAMI”. Misalnya ketika pin-up ,membaca: “ SIAGA ITU PATUH PADA AYAH DAN IBUNDANYA” maka peserta mengucapkan : “KAMI PATUH PADA AYAH DAN IBUNDA KAMI”. Dan ketika dibacakan : “SIAGA ITU BERANI DAN TIDAK PUTUS ASA”, maka para siaga berkata “ KAMI BERANI DAN TIDAK PUTUS ASA”.

 j. Pemimpin Upacara kembali ke barungnya.
Selanjutnya Pin-up diperintahkan kembali ke barungnya. Pembina dapat mengatakan : “pin-up/Sulung silakan kembali ke barungmu!”. Pin-up/sulung cukup menjawab ; “siap”. Dan kemudian Pin-up balik kanan, kemudian maju dengan langkah biasa menuju barungnya. Oleh karena itu dibiasakan agar barung pin-up berada tepat dibelakang pin-up.

k. Pembina Upacara (Pembina Siaga) mengumumkan hal-hal yang perlu diketahui oleh anggota perindukan.
Pada kesempatan ini pembina upacara menyampaikan pengumuman, biasa dimulai dengan mukaddimah berupa salam, tepuk pramuka-siaga, ucapan syukur. Selanjutnya isi pengumuman, misalnya mengenai rencana latihan hari itu agar menarik hati para siaga, memberikan motivasi dan sebagainya diakhiri dengan ucapan penyemangat, terima kasih pada semua dan salam.

 l. Pembina Upacara (Pembina Siaga) mengucapkan doa yang diikuti oleh anggota perindukan.
Pembina kemudian mengajak berdo’a semua peserta. Bagi perindukan yang peserta upacaranya (pembina dan peserta didiknya)sama agamanya, dianjurkan dengan berdoa yang bisa ditirukan oleh peserta didik.
Penulis tidak menganjurkan peserta hanya menyebut “aamiin” ketika pembinanya berdo’a, karena biasanya akan membuat berdoa kurang khidmat dengan sahutan “aamiin” yang kurang tertib.
Namun jikalau dalam perindukan ada yang berbeda agama, penulis anjurkan berdoa dalam hati masing-masing, pembina upacara dapat menyebut : “BERDOA DALAM HATI MASING-MASING, MULAI!”. Dan jika sudah cukup, mengakhiri dengan kata : “SELESAI!”.

Setelah selesai berdo’a Pembina Upacara kemudian menyebut “UPACARA SELESAI!”

Sebelum pembina upacara menyebut: “UPACARA SELESAI”,  sebaiknya ditempat lain Pembantu pembina sudah siap untuk memulai permainan. Maka ketika sudah dinyatakan upacara selesai, para siaga kemudian “dikejutkan” dengan panggilan aba-aba kumpul memulai kegiatan permainan.
Cukup dengan teriakkan... “SIAGAAAAA!”, maka para siaga menjawab “SIAPPP!” dan mereka berlari segera menghadap ke pemanggil. Maka kegiatan dilanjutkan dengan permainan-acara berikutnya.



Dalam suatu upacara besar, jika Upacara Pembukaan latihan ini dijadikan “style”nya, maka  yang berwenang adalah pengatur upacara seizin-sepengetahuan Pembina Upacara, karena itu jika ada perbedaan disilakan sesuai kepentingan dan kebutuhan  Perbedaan teknis mungkin kita akan temui, yang penting pokok-pokoknya tidak ditiadakan.

No comments:

Post a Comment

Silakan komentar Anda tulis disini.