Motto IRWAN MAULANA

" MUN TEU NGARAH MOAL NGARIH, MUN TEU NGAKAL MOAL NGAKEUL ".

Tuesday, April 16, 2013

Sehari Bersama Para Kepala Puskesmas Se-Kabupaten Cianjur

"Assalamu'alaikum Wr.Wb. Salam Pramuka! 3 X tepuk pramuka!", Demikian muqaddimah-ku mengawali presentasiku di pertemuan para kepala Puskesmas se Kabupaten Cianjur pagi ini.

Ya pagi ini, sejak jam 8 pagi aku sudah stand by di Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur memenuhi undangan Kak Agus Nurdin seorang kakak pramukaku yang bekerja sehari-hari di Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur. Konon hari itu dilaksanakan pertemuan kepala Puskesmas se Kabupaten Cianjur dengan judul acara, PELATIHAN KETUA MABISAKA SE KABUPATEN CIANJUR.

Ternyata memang benar, acara fokus kepada bagaimana para kepala Puskesmas dapat mengoptimalkan peran mereka sebagai Ketua Mabisaka di kecamatan masing-masing. Ini patut diacungi jempol. Setidaknya niat baik Bu Kasi Pemberdayaan, Ibu Ratna didukung secara teknis oleh Pak Yudi dan kak Agus Nurdin sudah merupakan upaya progresif  dalam membangun pembinaan satuan karya pramuka Bakti Husada yang lebih baik di Kabupaten Cianjur ini.

Menurut catatan yang dimiliki Kak Agus Nurdin, Saka Bakti Husada di Kabupaten Cianjur baru berdiri di 7 Kecamatan. Maka masih menyisakan 25 Kecamatan. Atau dari cara pandang lokasi puskesmas masih menyisakan 38 puskesmas lagi. Pertambahan tahun 2012 hanya satu SBH, menjadi beban moral Bu Ratna sebagai Kasi. Beliau dalam obrolan singkat denganku, sangat berharap tahun 2013 ini terjadi pertambahan yang lebih signifikan. Sehingga acara ini digagas oleh beliau untuk memotivasi tercapainya harapan tersebut.

Pak Yudi yang menjadi moderator, menekankan bahwa berdirinya SBH di Puskesmas, jangan dijadikan beban (berat). Malah keberadaan SBH dan segenap potensinya harus betul-betul dimanfaatkan dalam upaya menuntaskan beragam program di puskesmas. Setidaknya terkait dengan dibutuhkannya peran serta SDM dalam turut mendukung kesuksesan tugas puskesmas tersebut, SBH layak dilirik menjadi subyek dan obyek pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.

Bagaimana dengan Kak Agus Nurdin? Seperti yang saya kenal, dengan kepiawaiannya beliau menyajikan langkah-langkah praktis yang harus dilakukan oleh kepala puskesmas dalam melaksanakan perannya sebagai ketua Mabisaka.
.......

Kembali kepada presentasiku, Kak Agus Nurdin mengalokasikan materi bagiku berupa Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan. Namun dari 2 sajian yang seharusnya, hanya  1 sajian yang dapat saya tampilkan yaitu Metode Kepramukaan.

Pasal 9 Anggaran Dasar Gerakan Pramuka hasil Munaslub 2012 menyebutkan bahwa:
Metode Kepramukaan
(1) Metode Kepramukaan adalah metode belajar interaktif dan progresif yang dilaksanakan
melalui:
a. pengamalan Kode Kehormatan Pramuka;
b. belajar sambil melakukan;
c. kegiatan berkelompok, bekerjasama, dan berkompetisi;
d. kegiatan yang menarik dan menantang;
e. kegiatan di alam terbuka;
f. kehadiran orang dewasa yang memberikan bimbingan, dorongan, dan dukungan;
g. penghargaan berupa tanda kecakapan; dan
h. satuan terpisah antara putra dan putri;
(2) Dalam menjalankan Metode Kepramukaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
digunakan Sistem Among dan Kiasan Dasar.
 ...........

Susunan Acara kegiatan yang terdiri atas: pembukaan, penyampaikan kebijakan Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur mengenai SBH, presentasi metode kepramukaan,  dan penjelasan teknis Mabisaka Bakti Husada, dipungkas dengan sajian progress report dari SBH Takokak yang disajikan Bu Hodijah. Saya kagum dengan sajian SBH Takokak. Sajian yang sederhana namun cukup memukau. Kesederhaan kegiatan dengan visualisasi yang seadanya, disambut baik oleh para peserta karena mengilustrasi angan dan harapan SBH terselenggara dengan nyata di kecamatan/puskesmas lain yang belum memiliki SBH.

Melengkapi acara pelatihan mabisaka ini, diskusi mengenai analisa SWOT dan RTL bagi segenap kepala puskesmas terlaksanakan dengan baik  pula. Saya coba menyimpulkan dengan 2 kata saja, yaitu Komitmen dan Interaksi.

Semua peserta termasuk narasumber sepakat untuk menjalin KOMITMEN, SBH di semua puskesmas dinilai penting harus segera dibentuk. Melihat kelemahan dan hambatan yang dirasakan, maka peserta sepakat untuk mengoptimalisasikan INTERAKSI yang progresif diantara stakeholder SBH terutama dimulai dari puskesmas dan kwarran.

Aku pun punya komitmen untuk interaksi dengan peserta. Kalau bukan janji pada peserta diakhir acara pagi ini, belum tentu tulisan ini terwujud. ha ha ha.....

Para kepala Puskesmas yang membaca tulisan ini, janji saya yang lainnya yaitu mengenai PETUNJUK PENYELENGGARAAN SATUAN KARYA BAKTI HUSADA terbaru, yaitu SK Kwarnas No 154.A tahun 2011 dapat diunduh DISINI

Semoga bermanfaat...... Selamat membentuk Saka Bakti Husada !