Motto IRWAN MAULANA

" MUN TEU NGARAH MOAL NGARIH, MUN TEU NGAKAL MOAL NGAKEUL ".

Thursday, May 23, 2013

AKU JUGA PERNAH KENA CHIKUNGUNYA

Ada-ada saja hidup ini. Ada perawat ada rumah sakit, ada sehat ada sakit. Biar, asal tidak kambuh dan jadi sembuh.
Pembaca yang baik hati, saya menuliskan (sebenarnya copas sebagian!) artikel ini karena punya pengalaman pernah kena penyakit ini. Asalnya sih karena sekedar dugaan kelelahan namun ternyata endemik terjadi di kampung saya. Terakhir ketika tulisan ini dibuat, anak saya si bungsu Adib sedang pemulihan dari "cikungunya yang menemuinya". 
Disamping itu, teman-teman ada yang bertanya mengenainya. Ya, selamat membaca moga berkenan dan memberi manfaat bagi pembaca. Saya copas materi inti dari : MEDKES, Media Informasi Kesehatan (http://www.medkes.com/)



Penyakit demam chikungunya merupakan penyakit yang berjangkit pada suatu kawasan atau populasi (endemik) yang disebabkan oleh virus keluarga Togaviridae (genus alphavirus) dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk yang sama juga menularkan penyakit demam berdarah dengue. Meski masih "bersaudara" dengan demam berdarah, penyakit chikungunya tidak mematikan.

Virus chikungunya pertama kali diidentifikasi di Tanzania, Afrika Timur tahun 1952. Tidak heran bila namanya pun berasal dari bahasa Swahlii, artinya adalah "yang berubah bentuk atau bungkuk". Postur penderita chikungunya memang kebanyakan akan membungkuk akibat nyeri hebat pada persendian tangan dan kaki.
Gejala Chikungunya

Di lndonesia, demam chikungunya dilaporkan pertama kali di Samarinda tahun 1973. Kemudian berjangkit di Kuala Tungkal, Jambi, tahun 1980. Selanjutnya tahun 1983 merebak di Martapura, Ternate dan Yogyakarta. Setelah vakum hampir 20 tahun, awal tahun 2001 kejadian luar biasa (KLB) demam chikungunya terjadi di Muara Enim, Sumatera Selatan dan Aceh. Disusul Bogor bulan Oktober. Demam chikungunya kemudian berjangkit lagi di Bekasi (Jawa Barat), Purworejo dan Klaten (JawaTengah) pada tahun 2002.
Gejalanya adalah demam tinggi, sakit perut, mual, muntah, sakit kepala, nyeri sendi dan otot, serta bintik-bintik merah terutama di badan dan tangan, meski gejalanya mirip dengan demam berdarah dengue, pada chikungunya tidak terjadi perdarahan hebat, renjatan (shock) maupun kematian. Masa inkubasinya dua sampai empat hari, sementara manifestasinya tiga sampai sepuluh hari.



 Pengobatan Chikungunya

Tak ada vaksin maupun obat khusus untuk chikungunya. Cukup mengonsumsi obat-obat simptomatik (pereda gejala) seperti obat penurun panas atau penghilang rasa sakit. Yang penting cukup istirahat, minum, dan makanan bergizi. Virus chikungunya ini termasuk self limiting disease alias akan hilang dengan sendirinya. Namun, rasa nyeri akan tetap ada dalam hitungan minggu.

Bagi penderita, sangat dianjurkan untuk makan makanan yang bergizi, cukup karbohidrat dan terutama protein serta minum sebanyak mungkin. Perbanyak mengkonsumsi buah-buahan segar. Sebaiknya minum jus buah segar. Setelah lewat lima hari, demam akan berangsur-angsur reda, rasa ngilu maupun nyeri pada persendian dan otot berkurang, dan penderitanya akan sembuh seperti semula. Vitamin peningkat daya tahan tubuh juga bermanfaat untuk menghadapi penyakit ini. Daya tahan tubuh yang bagus dan istirahat cukup bisa membuat rasa ngilu pada persendian cepat hilang. Minum banyak air putih juga disarankan untuk menghilangkan gejala demam.

Pencegahan Chikungunya

Satu-satunya cara menghindari penyakit ini adalah dengan menghindari/membasmi nyamuk pembawa virusnya. Nyamuk ini senang hidup dan berkembang biak di genangan air bersih seperti bak mandi, vas bunga, dan juga kaleng atau botol bekas yang menampung air bersih. Serangga yang bercorak hitam putih ini juga senang hidup di benda-benda yang menggantung seperti baju-baju yang ada di belakang pintu kamar. Selain itu, nyamuk ini juga menyenangi tempat yang gelap dan pengap.
Berdasarkan pengalaman selama ini, penyakit ini sulit menyerang penderita yang sama. Tubuh penderita akan membentuk antibodi yang akan membuat mereka kebal terhadap wabah penyakit ini di kemudian hari
Mengingat penyebar penyakit ini adalah nyamuk Aedes aegypti maka cara terbaik untuk memutus rantai penularan adalah dengan memberantas nyamuk tersebut, sebagaimana sering disarankan dalam pemberantasan penyakit demam berdarah dengue. lnsektisida yang digunakan untuk membasmi nyamuk ini adalah dari golongan malation, sedangkan themopos untuk mematikan jentik-jentiknya. Malation dipakai dengan cara pengasapan (fogging), bukan dengan menyemprotkan ke dinding. Hal ini karena Aedes aegypti tidak suka hinggap di dinding, melainkan pada benda-benda yang menggantung. Namun, pencegahan yang murah dan efektif untuk memberantas nyamuk ini adalah dengan cara menguras tempat penampungan air bersih, bak mandi, vas bunga dan sebagainya, paling tidak seminggu sekali, mengingat nyamuk tersebut berkembang biak dari telur sampai menjadi dewasa dalam kurun waktu 7-10 hari.

Penyakit chikungunya ini berkait dengan kesehatan lingkungan. Kesadaran menciptakan lingkungan yang bersih menjadi keharusan tiap orang. Halaman atau kebun di sekitar rumah harus bersih dari benda-benda yang memungkinkan menampung air bersih, terutama pada musim hujan seperti sekarang. Pintu dan jendela rumah sebaiknya dibuka setiap hari, mulai pagi hari sampai sore, agar udara segar dan sinar matahari dapat masuk, sehingga terjadi pertukaran udara dan pencahayaan yang sehat. Dengan demikian, tercipta lingkungan yang tidak ideal bagi nyamuk tersebut.

Berdasarkan pengalaman selama ini, penyakit chikungunya ini sulit menyerang penderita yang sama. Tubuh penderita akan membentuk antibodi yang akan membuat mereka kebal terhadap wabah penyakit ini di kemudian hari. Dengan demikian, kecil kemungkinan bagi mereka untuk kena lagi.